Tulungagung,Journalsatu.com – Pelantikan Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPC – PHRI) Kabupaten Tulungagung, periode 2025-2030, digelar di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso. Rabu, (30/7/2025).
Dalam laporannya, Ketua BPC- PHRI Tulungagung, Rifqy Firmansyah menyampaikan bahwa, guna meningkatkan kualitas sumber daya usaha di Kabupaten Tulungagung, selain Hotel dan Resto pihaknya juga merekrut anggota dari coffee shop, bakery dan juga dari catering.
Namun demikian adanya kebijakan dari pemerintah terkait dengan efisiensi, menurutnya sangat berdampak sangat luar biasa, mengguncang dunia usaha termasuk usaha perhotelan dan restoran yang tergabung di PHRI.
Sebagai jembatan pengusaha, dengan pemerintah, lanjut Rifqi, PHRI Tulungagung juga perlu adanya kebijakan pemerintah yang berdampak positif pada dunia usaha.
“Ini adalah pekerjaan yang sangat luar biasa beratnya di dalam ekonomi, bisa dikatakan sulit di masa-masa efisiensi ini,” ucap Rifqi.
“Selain itu temen temen PHRI kemarin banyak yang mengeluh adanya pembatasan, istilahnya pembatasan rekreasi, tour, juga ada pembatasan tentang wisuda di hotel,” ungkapnya kepada Bupati Tulungagung.
Pihaknya berharap, sebagai jembatan pengusaha dengan pemerintah, PHRI Tulungagung juga perlu adanya kebijakan pemerintah yang berdampak positif pada dunia usaha, diantaranya acara wisuda bisa dilaksanakan kembali di hotel ataupun di resto, seperti waktu sebelumnya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, menyampaikan selamat kepada Rifqi Firmansyah, S.H., yang resmi dilantik sebagai Ketua BPC PHRI Tulungagung periode 2025–2030, serta kepada seluruh jajaran pengurus yang baru.
Dikatakannya, pelantikan ini merupakan kelanjutan dari Musyawarah Cabang (Muscab) sebelumnya dan menjadi bagian penting dalam proses demokratisasi serta regenerasi organisasi PHRI.
“Saya percaya bahwa di setiap tantangan akan selalu ada peluang untuk bertumbuh. Namun hal ini tentu harus dihadapi dengan kerja sama dan persatuan,” ucap Bupati.
Pihaknya juga menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi sektor perhotelan dan restoran saat ini. Ia menyampaikan bahwa meskipun sektor pariwisata sempat pulih pasca-pandemi pada 2022, namun pada tahun-tahun berikutnya terjadi pelambatan kembali.
“Salah satu indikator yang mencemaskan adalah Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Kabupaten Tulungagung yang per Mei 2025 hanya mencapai 31,37%,” ungkap Rifqy.
“Ini artinya, dari seluruh kamar hotel yang tersedia di Tulungagung, hanya sekitar 31 persen yang terjual. Tentu ini menjadi perhatian serius kita bersama,” imbuhnya.
Bupati juga menekankan pentingnya peran PHRI sebagai wadah yang solid dan kompak dalam menyatukan pelaku usaha hotel dan restoran, yang diharapkan mampu menjadi dirigen yang mengarahkan anggotanya untuk tetap produktif, adaptif, dan inovatif dalam menghadapi situasi ekonomi yang fluktuatif.
“Pemerintah Kabupaten Tulungagung, membuka pintu selebar-lebarnya untuk berkolaborasi dengan PHRI, serta siap mendengarkan masukan dari PHRI dalam merumuskan kebijakan kepariwisataan daerah agar lebih akomodatif terhadap kebutuhan pelaku usaha di bidang tersebut,” kata Gatut Sunu.
“Kami mengajak PHRI untuk bersama-sama membangun pariwisata Tulungagung yang lebih maju, santun, dan berbudaya,” pungkasnya. (Pur)